Awalnya croissant dikenal dengan nama kipferl dan merupakan makanan yang berasal dari Austria. Kipferl sudah ada bahkan sejak tahun 1227 yang dibuat oleh para pembuat roti Wina. Bentuknya juga sudah dikenal seperti bentuk bulan sabit. Kipferl milik Austria menjadi makanan orang Prancis ketika orang-orang Prancis mulai membuat adonan kipferl mereka sendiri sebagai inovasi dari adonan asli Austria.
Meskipun masih menjadi perdebatan hingga saat ini, sejarah menunjukkan bahwa pengusaha August Zang adalah orang yang pertama kali membuka toko roti Wina di Prancis tahun 1838. Toko rotinya menjadi terkenal dengan pemasaran hebat yang dilakukan oleh Zang melalui iklan surat kabar. Setelah toko rotinya menjadi populer, Zang akhirnya menjual toko roti tersebut dan kembali ke Austria untuk mendirikan perusahaan surat kabar.
Dari sini orang Prancis terus mengingat rasa roti buatan Zang yang sangat lezat. Tentu saja hal ini merupakan peluang yang sangat menguntungkan di mata masyarakat setempat. Akibatnya banyak orang yang mulai meniru roti-roti buatan Zang. Perjalanan menemukan kipferl buatan Prancis ini memakan waktu yang sangat panjang kira-kira satu abad kemudian. Kemudian barulah croissant menjadi sangat terkenal dan menjadi sarapan “wajib” bagi orang-orang Prancis.
Perkembangan croissant mulai meluas ke berbagai negara dari Amerika hingga ke seluruh penjuru dunia dan sampai ke Indonesia. Di Indonesia sendiri croissant sudah menjadi pastry favorit mayoritas masyarakat. Bahkan hotel-hotel berbintang di Indonesia menyajikan croissant dengan berbagai isian yang bisa dipilih oleh para pelanggan. Tidak hanya rasa asin dan gurih dari mentega, masyarakat Indonesia juga menyukai croissant dengan banyak rasa seperti cokelat, stroberi, kacang almond, keju, green tea, dan masih banyak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar